10 hal yang mendatangkan cinta Allah

Alhamdulillah wa shalaatu  wa  salaamu  ‘ala Rosulillah
wa‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin
ilaa yaumid diin. Saudaraku, sungguh setiap orang pas
ti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah
cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim
rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan
maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.
Pertama,membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami
maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang
memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus men-
dapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua
dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si
penulis buku.[Maka begitu pula yang dapat dilakukan ter
hadap Al Qur’an].
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan
ibadah yang sunnah, tentunya setelah mengerjakan ibadah
yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai ting-
kat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapat-
kan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi se-
orang pecinta.
Ketiga
, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap ke-
adaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan
dan keadaan dirinya.Ingatlah, kecintaan pada Allah akan
diperoleh dengan keadaan dzikir kepada-Nya.
Keempat,
lebih mendahulukan kecintaan pada Allah dari
pada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai
hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan
kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai
kesulitan.
Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran
nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu ber-
usaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang
kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui
nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai
Allah.
Keenam,
memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah
yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir
maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk men-
cintaiNya.
Ketujuh,
inilah yang begitu istimewa-yaitu menghadirkan
hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan ke-
pada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di
dalamnya.
Kedelapan,
menyendiri dengan Allah di saat Allah turun
kelangit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk
beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam
Nya(Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar
dan taubat kepada-Nya.
Kesembilan,
duduk bersama orang-orang yang mencintai
Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perka
taan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemu
dian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali
apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan
perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya
dan juga bagi orang lain.
Kesepuluh,
menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi
antara dirinya dan Allah Ta’ala. Semoga kita senan
tiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharus
nya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan
setiap nafasnya. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci
untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan
jiwa (hati) dan membuka mata hati. Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala
nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Sumber: Madaarijus Saalikin, 3/16-17,
Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Darul Hadits Al Qohiroh

Komentar